HONDA138 : Indonesia dikenal sebagai surga kuliner dengan beragam masakan tradisional yang penuh cita rasa. Setiap daerah memiliki hidangan khas yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan cerita budaya yang panjang. Di Sulawesi Selatan, tepatnya Makassar, ada satu sajian ikonik yang sudah melegenda sejak ratusan tahun lalu, yaitu Coto Makassar.

Coto Makassar bukan sekadar sup daging, melainkan representasi dari kekayaan rempah nusantara dan kehangatan budaya Bugis-Makassar. Kelezatannya terletak pada bumbu khusus yang diolah dengan sabar dan penuh teknik, sehingga menghasilkan kuah berwarna cokelat pekat, gurih, dan aromatik. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang resep bumbu Coto Makassar, cara memasak, hingga filosofi di balik kuliner legendaris ini.
Sejarah dan Filosofi Coto Makassar
Coto Makassar diyakini sudah ada sejak abad ke-16, pada masa Kerajaan Gowa. Dahulu, hidangan ini hanya disajikan untuk bangsawan dan keluarga kerajaan, karena menggunakan banyak rempah yang langka dan mahal pada masanya. Seiring waktu, Coto Makassar menjadi hidangan rakyat yang bisa dinikmati semua kalangan, dan kini menjadi ikon kuliner kota Daeng.
Filosofinya, hidangan ini melambangkan kebersamaan dan kehormatan. Kuah hangatnya yang kaya rasa biasanya disajikan dalam acara keluarga, pertemuan adat, atau jamuan tamu penting. Dengan kata lain, menyuguhkan Coto Makassar berarti memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada tamu.
Rahasia Kelezatan: Resep Bumbu Coto Makassar
Kelezatan Coto Makassar terletak pada bumbu dasar yang disebut rempah Coto. Bumbu ini terdiri dari beragam rempah yang disangrai terlebih dahulu sebelum dihaluskan. Proses sangrai ini penting karena membuat aroma lebih harum, rasa lebih dalam, dan mengurangi rasa langu.
Bahan Utama
- Daging sapi 1 kg (bisa dicampur dengan jeroan seperti babat, hati, atau limpa sesuai selera)
- Air cucian beras (tauge) ± 2 liter → inilah yang membuat kuah lebih pekat dan berbeda dari sup biasa
- Minyak goreng secukupnya untuk menumis
Bumbu Halus (Rempah Coto)
- 8 siung bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 5 butir kemiri sangrai
- 1 ruas jahe (2 cm)
- 1 ruas lengkuas (3 cm)
- 1 ruas kunyit bakar
- 2 batang serai (memarkan)
- 2 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk
- 1 sdm ketumbar sangrai
- ½ sdt jintan sangrai
- ½ sdt lada sangrai
- 1 sdt kluwak (optional, memberi warna pekat)
- Garam dan gula secukupnya
Pelengkap
- Bawang goreng
- Daun bawang dan seledri iris halus
- Jeruk nipis untuk menambah kesegaran
- Ketupat atau buras (ketupat khas Makassar yang dibungkus daun pisang)
Cara Memasak Coto Makassar
- Merebus Daging dan Jeroan
Rebus daging sapi dan jeroan hingga empuk. Buang air rebusan pertama untuk mengurangi bau amis, lalu masak kembali dengan air cucian beras. - Membuat Bumbu Halus
Sangrai semua rempah kering (ketumbar, jintan, lada, kemiri) hingga harum, lalu haluskan bersama bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, dan kluwak. - Menumis Bumbu
Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak hingga harum, lalu masukkan serai, daun salam, dan daun jeruk. - Memasak Kuah
Masukkan bumbu tumis ke dalam rebusan daging dan jeroan. Aduk rata dan masak dengan api kecil agar bumbu meresap sempurna. - Mengoreksi Rasa
Tambahkan garam dan gula secukupnya. Biarkan kuah mendidih perlahan hingga berwarna cokelat pekat. - Penyajian
Potong daging dan jeroan sesuai selera, lalu sajikan dalam mangkuk. Siram dengan kuah Coto yang kental, taburi daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Sajikan dengan ketupat atau buras.
Ciri Khas Coto Makassar Dibanding Soto Nusantara
Banyak orang mengira Coto Makassar sama dengan soto pada umumnya, padahal ada perbedaan mencolok:
- Menggunakan air cucian beras sebagai kuah, bukan air biasa.
- Rempah sangrai memberikan aroma lebih kuat dan khas.
- Warna kuah cokelat pekat berbeda dengan soto yang biasanya kuning atau bening.
- Buras sebagai teman makan, bukan nasi putih biasa.
Tips Agar Rasa Lebih Autentik
- Gunakan daging sapi segar atau ayam kampung bila ingin variasi.
- Sangrai bumbu dengan sabar hingga benar-benar harum, karena di situlah letak cita rasa khas Coto.
- Rebus dengan api kecil agar daging empuk dan bumbu meresap.
- Tambahkan kacang tanah sangrai yang dihaluskan bila ingin kuah lebih gurih.
- Gunakan kluwak secukupnya bila ingin warna kuah lebih gelap dan rasa lebih pekat.
Nilai Gizi Coto Makassar
Selain lezat, Coto Makassar juga bergizi tinggi:
- Protein dari daging sapi bermanfaat untuk membangun otot dan menjaga daya tahan tubuh.
- Rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan lengkuas baik untuk pencernaan dan meningkatkan imun.
- Air cucian beras mengandung sedikit pati yang memberi energi tambahan.
Namun, karena mengandung jeroan dan bumbu berlemak, sebaiknya dikonsumsi secukupnya.
Coto Makassar dalam Kehidupan Sosial
Hidangan ini bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Makassar. Hingga kini, Coto sering disajikan dalam perayaan adat, jamuan tamu kehormatan, hingga acara keluarga besar. Bahkan, di kota Makassar sendiri ada puluhan warung legendaris yang khusus menjual Coto, dan tiap tempat memiliki racikan bumbu yang berbeda.
Bagi masyarakat Makassar, makan Coto bukan sekadar kenyang, tetapi juga menghidupkan rasa kebersamaan. Duduk bersama sambil menikmati Coto panas ditemani buras adalah momen yang sarat makna.
Penutup
Coto Makassar adalah salah satu bukti nyata kekayaan kuliner Indonesia yang bertahan hingga ratusan tahun. Keistimewaannya terletak pada bumbu rempah sangrai, penggunaan air cucian beras, serta penyajian dengan buras. Resep bumbu Coto Makassar yang telah diwariskan turun-temurun bukan sekadar racikan dapur, melainkan juga warisan budaya yang merekatkan masyarakat Bugis-Makassar.
Mencoba memasak Coto Makassar di rumah bukan hanya tentang menikmati makanan lezat, tetapi juga tentang merasakan tradisi dan kearifan lokal Sulawesi Selatan. Setiap sendok kuahnya menghadirkan rasa gurih, pedas hangat, dan aroma rempah yang kuat—sebuah pengalaman kuliner yang tiada duanya.