Resep Bumbu Juhu Singkah (Dayak, Kalimantan Tengah)

Pendahuluan

HONDA138 : Indonesia dikenal memiliki kekayaan kuliner yang sangat beragam, terutama dari daerah-daerah dengan budaya dan tradisi kuat. Salah satunya adalah masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang memiliki hidangan khas bernama Juhu Singkah. Masakan ini berbahan dasar rebung muda (batang bambu muda) yang dimasak dengan bumbu khas. Juhu dalam bahasa Dayak berarti sayur, sedangkan singkah merujuk pada rebung bambu. Perpaduan rasa gurih, segar, dan aroma alami dari bambu muda menjadikan masakan ini tidak hanya lezat tetapi juga mencerminkan hubungan erat masyarakat Dayak dengan alam sekitarnya.

Artikel ini akan membahas secara detail tentang resep bumbu Juhu Singkah, mulai dari bahan, cara memasak, hingga filosofi yang terkandung dalam hidangan tradisional ini.


Filosofi Juhu Singkah

Bagi masyarakat Dayak, makanan bukan hanya sekadar pemenuh kebutuhan tubuh, tetapi juga bagian dari identitas budaya. Bambu sendiri dianggap tanaman serbaguna yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selain digunakan untuk bahan bangunan, alat rumah tangga, dan seni, bambu juga dimanfaatkan dalam kuliner. Mengolah rebung menjadi sayur adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap alam dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.


Bahan Utama Juhu Singkah

Untuk membuat Juhu Singkah, bahan utama yang digunakan adalah rebung muda. Rebung yang dipilih biasanya masih sangat muda agar teksturnya lembut, tidak terlalu pahit, dan mudah diolah. Rebung mengandung serat, protein nabati, dan vitamin yang baik untuk kesehatan.

Selain rebung, masyarakat Dayak sering menambahkan bahan pelengkap lain seperti:

  • Ikan sungai segar (ikan patin, haruan, atau gabus)
  • Daging ayam kampung
  • Daun rimbang atau daun kemangi untuk memberikan aroma segar

Namun, variasi bahan pelengkap bisa disesuaikan dengan ketersediaan bahan di sekitar.


Bumbu-Bumbu Tradisional

Ciri khas Juhu Singkah terletak pada bumbu yang digunakan. Bumbu tersebut biasanya terdiri dari rempah segar yang ditumbuk atau dihaluskan secara tradisional. Berikut bumbu yang umum dipakai:

  1. Bawang merah – memberikan rasa manis gurih alami.
  2. Bawang putih – menambah aroma harum dan cita rasa kuat.
  3. Lengkuas – menambah kehangatan dan aroma khas.
  4. Serai – memberi aroma segar sekaligus penyeimbang rasa.
  5. Kunyit – memberikan warna kuning alami sekaligus mengurangi bau langu rebung.
  6. Cabai merah atau cabai rawit – untuk sensasi pedas sesuai selera.
  7. Daun salam dan daun jeruk – memperkaya aroma masakan.
  8. Garam dan penyedap alami – sebagai penguat rasa.

Bumbu ini menggambarkan kesederhanaan, namun ketika dipadukan menghasilkan rasa yang kompleks dan harmonis.


Resep Juhu Singkah

Berikut resep sederhana yang bisa dicoba di rumah:

Bahan:

  • 250 gram rebung muda, iris tipis, rebus sebentar untuk mengurangi rasa pahit
  • 100 gram ikan sungai segar atau ayam kampung, potong kecil
  • 2 batang serai, memarkan
  • 2 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk
  • 1 ruas lengkuas, memarkan
  • 600 ml air

Bumbu halus:

  • 6 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 3 buah cabai merah (atau sesuai selera)
  • 2 cm kunyit
  • 1 sdt garam

Cara Memasak:

  1. Panaskan sedikit minyak, tumis bumbu halus bersama lengkuas, serai, daun salam, dan daun jeruk hingga harum.
  2. Masukkan potongan ikan atau ayam, aduk hingga berubah warna.
  3. Tambahkan rebung muda yang sudah direbus, aduk rata.
  4. Tuangkan air, biarkan mendidih dan bumbu meresap.
  5. Masak hingga ikan atau ayam matang sempurna, cicipi rasanya, dan sesuaikan dengan selera.
  6. Angkat dan sajikan selagi hangat bersama nasi putih.

Variasi Juhu Singkah

Walaupun resep dasarnya sama, ada beberapa variasi yang biasa ditemui di daerah berbeda, seperti:

  • Juhu Singkah dengan ikan sungai asap, yang memberikan rasa unik dan aroma khas.
  • Juhu Singkah tanpa daging, cocok bagi vegetarian, hanya menggunakan rebung dan bumbu lengkap.
  • Juhu Singkah dengan santan, menambah cita rasa gurih dan tekstur kuah lebih kental.

Setiap variasi memperlihatkan kreativitas masyarakat Dayak dalam mengolah bahan makanan sesuai kondisi lingkungan mereka.


Nilai Gizi dan Kesehatan

Rebung mengandung serat tinggi yang baik untuk pencernaan, rendah kalori, serta kaya akan antioksidan. Kandungan proteinnya juga mendukung kebutuhan nutrisi tubuh. Ketika dipadukan dengan ikan atau ayam, nilai gizi hidangan ini semakin lengkap karena menambah protein hewani. Bumbu rempah yang digunakan juga memberi manfaat kesehatan, seperti kunyit yang bersifat antiinflamasi, bawang putih yang baik untuk jantung, dan serai yang membantu pencernaan.


Juhu Singkah dalam Kehidupan Masyarakat Dayak

Juhu Singkah sering disajikan pada acara adat, perayaan keluarga, maupun sebagai menu sehari-hari. Bagi masyarakat Dayak, memasak sayur dari bahan alami seperti rebung adalah bentuk kedekatan dengan alam. Mereka percaya bahwa makanan dari hasil hutan memberikan energi positif, kesehatan, dan keberkahan.


Tips Memasak Juhu Singkah

  1. Pilih rebung muda yang masih segar, karena rebung tua cenderung lebih keras dan pahit.
  2. Rebus rebung sebelum dimasak untuk mengurangi rasa pahit dan aroma langu.
  3. Gunakan ikan segar, terutama ikan sungai yang menjadi ciri khas Kalimantan Tengah.
  4. Jangan terlalu banyak menggunakan cabai jika ingin mempertahankan rasa alami rebung.
  5. Sajikan segera setelah matang agar aroma rempah tidak hilang.

Penutup

Juhu Singkah adalah salah satu warisan kuliner masyarakat Dayak yang mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan hasil hutan. Dengan bumbu sederhana namun kaya rasa, masakan ini tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga menyehatkan tubuh. Setiap suapan Juhu Singkah membawa kita lebih dekat dengan budaya Dayak yang harmonis dengan alam. Bagi pecinta kuliner tradisional, mencoba resep ini di rumah adalah cara terbaik untuk mengenal kekayaan kuliner Indonesia yang masih terjaga hingga kini.

Paduan rebung segar, rempah harum, dan kesederhanaan proses memasak menjadikan Juhu Singkah tidak hanya makanan, tetapi juga simbol keakraban, kebersamaan, dan rasa syukur masyarakat Dayak terhadap alam. Dengan demikian, Juhu Singkah layak disebut sebagai salah satu harta kuliner Nusantara yang patut dilestarikan dan dikenalkan lebih luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *