HONDA138 : Indonesia memiliki beragam kuliner tradisional yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga sarat makna budaya. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki sajian khas yang lahir dari kearifan lokal. Salah satu kuliner ikonik dari Sulawesi Tengah yang layak mendapat perhatian adalah Kaledo, singkatan dari Kaki Lembu Donggala.

Hidangan ini berupa sup kaki sapi yang dimasak dengan bumbu sederhana namun menghasilkan cita rasa gurih, pedas, dan asam segar yang unik. Berbeda dengan soto atau sop pada umumnya, Kaledo tidak memakai santan, melainkan mengandalkan kesegaran kaldu tulang kaki sapi yang dimasak lama hingga empuk.
Sejarah dan Filosofi Kaledo
Kaledo berasal dari Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, sebuah daerah pesisir yang kaya budaya dan tradisi. Konon, Kaledo sudah ada sejak puluhan tahun lalu sebagai hidangan rakyat jelata. Karena daging sapi tergolong mahal, masyarakat setempat memanfaatkan kaki atau tulang sapi yang dianggap kurang bernilai untuk dijadikan masakan.
Seiring waktu, hidangan sederhana ini justru menjadi kuliner khas kebanggaan masyarakat Donggala. Filosofi Kaledo adalah kesederhanaan yang menghasilkan kelezatan, sekaligus mencerminkan sikap masyarakat Sulawesi Tengah yang kreatif memanfaatkan apa yang tersedia.
Kini, Kaledo tidak hanya menjadi makanan rumahan, tetapi juga disajikan di berbagai rumah makan dan menjadi ikon kuliner daerah.
Ciri Khas Kaledo
Ada beberapa hal yang membuat Kaledo berbeda dengan sup kaki sapi lainnya:
- Menggunakan kaki sapi (lembu) yang dimasak hingga empuk, lengkap dengan sumsum tulangnya.
- Kuah bening bercita rasa gurih, pedas, dan asam segar dari campuran cabai dan asam jawa atau belimbing wuluh.
- Dimakan dengan ubi rebus sebagai pengganti nasi, sesuai kebiasaan masyarakat Donggala.
- Sumsum tulang dihisap langsung dari tulang kaki sapi menggunakan sedotan atau langsung diseruput, menjadikan pengalaman makan Kaledo begitu unik.
Resep Kaledo (Kaki Lembu Donggala)
Untuk memasak Kaledo, bahan dan bumbunya tidak rumit, tetapi membutuhkan waktu lama agar daging dan tulang kaki sapi benar-benar empuk.
Bahan Utama
- 1,5 kg kaki sapi (potong sesuai selera, termasuk bagian tulang sumsum)
- 3 liter air untuk merebus
- 5 lembar daun salam
- 3 batang serai (memarkan)
- 1 ruas lengkuas (memarkan)
- 2 ruas jahe (memarkan)
- 3 lembar daun jeruk
- Garam secukupnya
Bumbu Halus
- 10 siung bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 5 buah cabai merah besar
- 5 buah cabai rawit (bisa ditambah jika ingin lebih pedas)
- 1 sdm ketumbar sangrai
- ½ sdt merica butir
- 3 butir kemiri sangrai
Bumbu Pelengkap
- 2 sdm air asam jawa (atau belimbing wuluh 5 buah, belah dua)
- 1 batang daun bawang, iris halus
- 2 batang seledri, iris halus
- Bawang goreng secukupnya
- Jeruk nipis untuk penyajian
Cara Memasak Kaledo
- Merebus Kaki Sapi
Rebus kaki sapi hingga mendidih. Buang air rebusan pertama agar kotoran hilang, lalu rebus kembali dengan 3 liter air bersih bersama daun salam, serai, lengkuas, jahe, dan daun jeruk. Masak hingga kaki sapi setengah empuk. - Membuat Bumbu Halus
Haluskan semua bumbu (bawang, cabai, kemiri, ketumbar, merica), lalu tumis hingga harum dan matang. - Mencampurkan Bumbu ke Rebusan
Masukkan bumbu tumis ke dalam rebusan kaki sapi. Masak dengan api kecil agar bumbu meresap sempurna. - Menambahkan Rasa Asam
Tambahkan air asam jawa atau belimbing wuluh untuk memberikan rasa asam segar khas Kaledo. - Mengoreksi Rasa
Masukkan garam sesuai selera. Biarkan masak hingga daging dan tulang kaki sapi benar-benar empuk. - Penyajian
Sajikan Kaledo dalam mangkuk besar, taburi daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Hidangkan dengan ubi rebus atau nasi, serta jeruk nipis untuk tambahan kesegaran.
Sensasi Menikmati Kaledo
Makan Kaledo bukan sekadar menikmati sup, tetapi juga sebuah pengalaman kuliner yang khas. Sumsum tulang yang tersembunyi dalam tulang kaki sapi biasanya dihisap langsung, bahkan ada yang menggunakan sedotan. Kuahnya yang gurih, pedas, dan asam segar membuat tubuh hangat, sangat cocok disantap di malam hari atau saat hujan.
Bagi masyarakat Donggala, ubi rebus adalah pasangan terbaik untuk Kaledo. Kombinasi keduanya menciptakan keseimbangan rasa gurih, manis alami dari ubi, dan pedas-asam dari kuah.
Nilai Gizi Kaledo
Selain lezat, Kaledo juga kaya nutrisi:
- Protein tinggi dari daging sapi bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel tubuh.
- Kolagen dari tulang kaki sapi baik untuk kesehatan sendi dan kulit.
- Sumsum tulang mengandung zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks.
- Rempah-rempah seperti jahe dan lengkuas membantu pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun, karena kandungan lemaknya cukup tinggi, sebaiknya konsumsi Kaledo dalam porsi wajar.
Kaledo sebagai Identitas Kuliner Donggala
Kaledo bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas masyarakat Donggala. Banyak wisatawan yang datang ke Sulawesi Tengah sengaja mencari rumah makan Kaledo untuk merasakan keunikan cita rasa ini. Bahkan, pemerintah daerah menjadikan Kaledo sebagai salah satu daya tarik wisata kuliner.
Hidangan ini juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Sulawesi Tengah: bersahaja, kreatif, dan penuh kebersamaan. Menyantap Kaledo biasanya dilakukan bersama keluarga atau teman, dengan suasana santai penuh canda.
Penutup
Kaledo (Kaki Lembu Donggala) adalah salah satu kuliner tradisional Indonesia yang istimewa. Dengan bahan sederhana berupa kaki sapi dan racikan bumbu rempah, tercipta hidangan berkuah yang gurih, pedas, dan asam segar. Cara menikmatinya pun unik, karena sumsum tulang dihisap langsung, memberikan sensasi tersendiri.
Lebih dari sekadar makanan, Kaledo adalah warisan budaya yang merepresentasikan kearifan lokal masyarakat Donggala. Jika Anda berkunjung ke Sulawesi Tengah, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Kaledo langsung dari daerah asalnya. Atau, coba praktikkan resep di rumah untuk merasakan kehangatan kuliner khas Bumi Tadulako ini.